Benarkah Malin Kundang anak durhaka?
Ketika kita bertanya kepada masyarakat umum benarkah malin kundang seorang anak yang durhaka kepada ibunya? dengan tegas mereka pasti menjawabnya Ya..! dia seorang anak durhaka. jawaban ini bisakah kita terima dengan akal pikiran kita secara normal sedangkan kita tidak mengetahui persis apa yang terjadi pada saat itu, kebanyakan dari masyarakat sering memvonis seseorang hanya melihat dari satu sisi kehidupan, hal inilah yang harus dipahami kebenarannya. Cerita tentang legenda malin kundang hanya diperdengar dan di tulis tanpa bukti yang valid yang bersumber secara ilmiah, cerita ini sering kali kita dengar dari mulut ke mulut, dari media cetak, carita rakyat dan bersumber dari tokoh masyarakat yang dianggap mengetahui sejarah dari malin kundang itu.. Saya di sini bukan bermaksud untuk mendoktrin pembaca agar tidak mempercayai cerita legenda itu yang menceritakan bahwa malin kundang seorang anak durhaka, tapi disini saya akan sedikit memberikan pandangan secara logika benarkah malin kundang itu seorang anak yang durhaka ? ada beberapa bukti secara logika yang membuat saya berpikir kebenaran nya, mari kita kita simak bersama...
Pertama, cerita malin kundang terjadi di pantai teluk bayur provinsi Sumatra Barat, mungkin ini bisa diterima sebab di sana lah terdapat batu yang berupa sosok manusia yang sedang bersujud dan dipercaya bahwa batu tersebut adalah malin kundang yang disumpah ibunya menjadi batu.
Kedua, dalam adat dan istiadat Minang kabau, merantau adalah hal yang diharuskan oleh anak laki-laki, setiap anak laki-laki yang sudah berkemampuan maka wajib merantau guna mencari rezeki di negeri orang dan hasil dari pendapatan nya dipergunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari selama di kampung, oleh karena itulah sejak umur 6 tahun malin kundang diberi kepercayaan oleh ibunya untuk merantau. secara logika ibu mana yang begitu tega membiarkan anak kandungnya untuk pergi meranta dalam usia 6 tahun, kita mengetahui bahwa anak di usia 6 tahun belum bisa apa-apa, di dalam ilmu anak mengatakan bahwa anak usia 6 tahun masih berpikiran main-main dan masih sangat membutuhkan kasih sayang dari seorang ibunya, di usia malin kundang 6 tahun ibunya sudah tega dan membiarkan malin kundang pergi merantau.
Ketiga, pada saat malin kundang berpisah dengan ibunya ia melihat ibunya untuk terakhir kalinya dalam keadaan masih muda dan sangat cantik, dan menyimpan di dalam memori kepala rupa ibunya yang ia lihat saat pertemuan terakhir. Pergilah malin kudang merantau yang diperkirakan selama 35 tahun, di sana ia bertemu saudagar yang kaya raya dan dipercaya untuk mengelola perniagaan oleh saudagar itu, oleh karena malin kundang seorang anak yang berbakti dan jujur maka saudagar kaya itu menjodohkan malin kundang dengan anak nya yang cantik jelita. selama malin kundang merantau tentunya sudah pasti isi di kepalanya adalah hal hal yang menyangkut tentang pekerjaan nya saja, wajar saja ia tidak teringat dengan kampung halaman dan ibunya, logika berkata, dari umur 6 tahun ditambah jumlah lamanya ia merantau ia tak pernah pulang sama sekali ke kampung halaman nya, ingatkah ia dengan kampung halaman nya yang pada saat ia pergi merantu tahun itu daerah kampung nya masih dalam keadaan rimba..?tentunya banyak perubahan yang terjadi di kampungnya, dan ingat kah ia dengan ibunya yang selama itu ditinggalkan..?sedangkan ia mengingat bahwa ibunya masih muda saat ia meninggalkan kampung halaman nya? pembahasan saya belum habis, coba kita simak cerita selanjut nya...
Setelah sekian lama ia merantau, teringat lah ia dengan kampung halamanya dan bermaksud mengajak isterinya untuk menjenguk sang ibunya yang berada di kampung, dengan persetujuan isterinya ia pun pergi berlayar menuju pantai Teluk Bayur dengan bantuan nakhoda. sebagian cerita ia pergi ke pantai teluk bayuer bukan bermaksud menjenguk ibunya melainkan hendak berniaga ke kampung itu, dan tanpa ia sadari bahwa kampung tempat ia berniaga ternyata kampung kelahirannya, ketika sampai di kampung halamannya ramailah orang berdatangan ke kapal malin kundang untuk berharap akan mendapatkan rezeki dari kapal itu, dan diantara orang-orang itu salah satunya adalah ibu dari malin kundang. ketika itulah ibunya mengakui dan yakin bahwa pemilik dari kapal ini adalah anaknya Malin kundang, alangkah terkejutnya seakan tak percaya malin kundang melihat ada seorang ibu tua yang sudah terbungkuk-bungkuk mengaku itu adalah ibunya, yang ia tau ibunya itu masih muda, mari kita simak secara logika, umur 6 tahun ditambah masa lamanya ia merantau ingatkah kita akan sesuatu di masa kecil kita. ketika anda pindah rumah misalnya, anda melihat anak tetangga sebelah rumah anda yang masih berumuran 6 tahun, dan anda simpan raut wajahnyadi kepala anda. 35 tahun kemudian anda pergi kembali ke wilayah tempat anda tinggal sebelumnya. ingat kah anda dengan anak tetangga yang waktu anda tinggalkan ia masih berumur 6 tahun? dan kenal kah ia kepada anda ? pikirkan secara logika.....he ....he..
ke empat, setelah ibu malin kundang mengakui bahwa pemilik kapal ini adalah anaknya, ternyata malin kundang tidak percaya dan menanamkan mosi pada dirinya bahwa wanita itu bukanlah ibunya dengan alasan ia lupa bentuk raut dari wajah ibunya dan ia takut kalau wanita itu hanya berpura-pura mengakui ibunya yang akan memeras harta nantinya, dan konon ia disumpah menjadi batu. sebagian cerita mengatakan bahwa ibu malin kundang tidak menyumpah anak nya, ia hanya meminta pertolongan dari allah untuk membuktikan benarkah itu anak nya, "jika memang itu bukan anak ku, maka selamatkan lah ia, dan jika itu memang benar anak ku maka berikan lah aku bukti", artinya bahwa ibu malin kundang hanya minta pembuktian dari tuhan dan bukan menyumpah anaknya. dan sebagian cerita yang kita dengar lagi, ibu malin kundang memang benar menyumpah malin kundang menjadi batu. dalam ilmu psikologi, tak ada ibu yang tega menyumpah anak kandung nya sendiri, meskipun anak kandung nya berbuat salah.
nah. bagai mana dengan patung batu yang terdapat di tepi pantai itu, apakah itu tubuh malin kundang? atau hanya batu gunung biasa yang sengaja dipahat oleh pemahat handal, bisa saja itu hanya sebuah hasil karya oleh seorang pemahat yang akan di bawa ke seorang kolektor tetapi gagal oleh sebab permasalahan tertentu sehingga patung itu di tinggal kan begitu saja.
setelah kita cermati artikel diatas hendak nya kita memberikan kesimpulan yang baik, bahwa andalah yang memberikan penilaian apakah malin kundang itu seorang anak yang durhaka kepada ibunya, atau apakah ibunya terlalu tega membiarkan anak nya pergi merantau di umur 6 tahun hanya demi ekonomi, atau cerita itu hanya legenda biasa yang akan menjadi cerita abadi. selamat berpikir..
by : syahrul affandi